Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak hanya mengubah dunia teknologi, tetapi juga secara signifikan mengubah sektor energi global. Menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), pertumbuhan AI yang cepat, khususnya di pusat data, menyebabkan lonjakan permintaan listrik yang signifikan. Pada saat yang sama, AI juga menawarkan peluang bagi sektor energi untuk menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh. Perubahan ini diharapkan dapat secara signifikan mengubah cara kita menghasilkan, mengkonsumsi, dan mengelola listrik.
Dampak Pertumbuhan Permintaan Listrik dari AI
Salah satu dampak paling langsung yang dimiliki AI terhadap konsumsi listrik global adalah pertumbuhan pusat data. Fasilitas-fasilitas ini, yang menyediakan daya komputasi yang diperlukan untuk menjalankan model-model AI, sudah menjadi konsumen listrik utama. Seiring teknologi AI menjadi lebih kuat dan tersebar luas, permintaan akan daya komputasi – dan energi yang diperlukan untuk mendukungnya – diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Menurut laporan IEA, konsumsi listrik pusat data diproyeksikan akan melebihi 945 TWh pada tahun 2030, lebih dari dua kali lipat dari tingkat yang terlihat pada tahun 2024. Lonjakan ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan untuk model-model AI yang memerlukan komputasi berkinerja tinggi, terutama yang menggunakan server-server yang dipercepat.
Saat ini, pusat data mengonsumsi sekitar 1,5% dari listrik global. Namun, pangsa mereka dari permintaan listrik global diperkirakan akan tumbuh secara signifikan dalam dekade mendatang. Hal ini terutama disebabkan oleh ketergantungan AI pada perangkat keras khusus seperti GPU dan server yang dipercepat. Sifat yang intensif energi dari AI akan memainkan peran kunci dalam menentukan masa depan konsumsi listrik.
Variasi Regional dalam Dampak Energi AI
Konsumsi listrik dari pusat data tidak tersebar merata di seluruh dunia. Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa menyumbang sebagian besar dari permintaan listrik pusat data global. Di Amerika Serikat, pusat data diperkirakan akan berkontribusi hampir setengah dari pertumbuhan permintaan listrik negara tersebut pada tahun 2030. Sementara itu, ekonomi-ekonomi yang sedang berkembang seperti Asia Tenggara dan India sedang mengalami perkembangan pusat data yang cepat, meskipun pertumbuhan permintaannya masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.
Konsentrasi pusat data ini menimbulkan tantangan unik bagi jaringan listrik, terutama di wilayah di mana infrastruktur sudah mengalami tekanan. Permintaan energi yang tinggi dari pusat-pusat ini dapat menyebabkan kemacetan jaringan dan keterlambatan dalam menghubungkan ke jaringan. Misalnya, proyek pusat data di Amerika Serikat menghadapi waktu tunggu yang lama karena kapasitas jaringan yang terbatas, masalah yang bisa memburuk tanpa perencanaan yang tepat.
Strategi untuk Memenuhi Permintaan Energi AI yang Meningkat
Laporan IEA menyarankan beberapa strategi untuk memenuhi permintaan listrik AI yang semakin meningkat sambil memastikan keandalan jaringan. Salah satu strategi kunci adalah diversifikasi sumber energi. Sementara energi terbarukan akan memainkan peran sentral dalam memenuhi permintaan yang meningkat dari pusat data, sumber lain seperti gas alam, tenaga nuklir, dan teknologi-teknologi baru seperti reaktor modular kecil (SMR) juga akan memberikan kontribusi.
Energi terbarukan diperkirakan akan menyuplai hampir setengah dari pertumbuhan global dalam permintaan pusat data pada tahun 2035, karena daya saing ekonomis mereka dan jangka waktu pengembangan yang lebih cepat. Namun, menyeimbangkan sifat yang intermittent dari energi terbarukan dengan permintaan konstan dari pusat data akan memerlukan solusi penyimpanan energi yang kuat dan manajemen jaringan yang fleksibel. Selain itu, AI sendiri dapat berperan dalam meningkatkan efisiensi energi, membantu mengoptimalkan operasi pembangkit listrik dan meningkatkan manajemen jaringan.
Peran AI dalam Mengoptimalkan Sektor Energi
AI juga merupakan alat yang kuat untuk mengoptimalkan sistem energi. Ini dapat meningkatkan produksi energi, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan yang ada. Dengan menggunakan AI untuk pemantauan waktu nyata, pemeliharaan prediktif, dan optimisasi jaringan, perusahaan energi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi. IEA memperkirakan bahwa adopsi AI secara luas dapat menghemat hingga $110 miliar setiap tahun di sektor listrik pada tahun 2035. Laporan IEA juga menyoroti beberapa aplikasi kunci tentang bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi permintaan dan pasokan dalam sektor energi:
- Mengantisipasi Pasokan dan Permintaan: AI meningkatkan kemampuan untuk memprediksi ketersediaan energi terbarukan, yang sangat penting untuk mengintegrasikan sumber-sumber variabel ke dalam jaringan. Misalnya, jaringan AI berbasis jaringan saraf Google telah meningkatkan nilai finansial dari energi angin sebesar 20% melalui ramalan akurat selama 36 jam. Hal ini memungkinkan utilitas untuk lebih seimbang dalam memenuhi pasokan dan permintaan, mengurangi ketergantungan pada cadangan bahan bakar fosil.
- Pemeliharaan Prediktif: AI memantau infrastruktur energi, seperti kabel-kabel listrik dan turbin, untuk memprediksi kerusakan sebelum menyebabkan pemadaman. E.ON berhasil mengurangi pemadaman hingga 30% dengan menggunakan pembelajaran mesin untuk kabel-kabel tegangan menengah, dan Enel mencapai pengurangan 15% dengan sistem AI berbasis sensor.
- Manajemen Jaringan: AI memproses data dari sensor dan meter pintar untuk mengoptimalkan aliran daya, terutama pada tingkat distribusi. Hal ini memastikan operasi jaringan yang stabil dan efisien, bahkan ketika jumlah perangkat yang terhubung ke jaringan terus bertambah.
- Respon Permintaan: AI memungkinkan untuk memprediksi harga listrik dan model harga dinamis, mendorong konsumen untuk memindahkan penggunaan ke waktu di luar puncak. Hal ini mengurangi tekanan jaringan dan menurunkan biaya baik untuk utilitas maupun konsumen.
- Layanan Konsumen: AI meningkatkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi dan chatbot, meningkatkan penagihan dan manajemen energi. Perusahaan seperti Octopus Energy dan Oracle Utilities adalah contoh-contoh terkemuka dari inovasi ini.
Selain itu, AI dapat membantu mengurangi konsumsi energi dengan meningkatkan efisiensi proses-proses yang mengkonsumsi energi, seperti pembangkitan dan transmisi energi. Saat sektor energi menjadi lebih terdigitalisasi, AI akan memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pasokan dan permintaan.
Tantangan dan Langkah ke Depan
Meskipun integrasi AI ke dalam sektor energi menjanjikan, masih ada ketidakpastian yang ada. Kecepatan adopsi AI, kemajuan dalam efisiensi perangkat keras AI, dan kemampuan sektor energi untuk memenuhi permintaan yang meningkat adalah faktor-faktor yang dapat memengaruhi konsumsi listrik di masa depan. Laporan IEA mencatat beberapa skenario, dengan proyeksi paling optimis menunjukkan lonjakan permintaan lebih dari 45% dari ekspektasi saat ini.
Untuk memastikan bahwa pertumbuhan AI tidak melampaui kapasitas sektor energi, negara-negara perlu fokus pada peningkatan infrastruktur jaringan, mempromosikan operasi pusat data yang fleksibel, dan memastikan bahwa produksi energi dapat memenuhi kebutuhan AI yang berkembang. Kolaborasi antara sektor energi dan teknologi, bersama dengan perencanaan kebijakan strategis, akan menjadi penting untuk mengelola risiko dan memanfaatkan potensi AI dalam sektor energi.
Kesimpulan
AI secara signifikan mengubah sektor energi global. Sementara peningkatan permintaan energi dalam pusat data menciptakan tantangan, ini juga memberikan peluang bagi sektor energi untuk berevolusi dan meningkatkan efisiensi. Dengan menggunakan AI untuk meningkatkan penggunaan energi dan diversifikasi sumber energi, kita dapat memenuhi kebutuhan daya AI yang berkembang secara berkelanjutan. Sektor energi harus segera beradaptasi untuk mendukung pertumbuhan AI yang cepat sambil menggunakan AI untuk meningkatkan sistem energi. Selama dekade mendatang, kita dapat mengharapkan perubahan besar dalam cara listrik dihasilkan, didistribusikan, dan dikonsumsi, didorong oleh perpaduan AI dan ekonomi digital.
—
Dengan semakin pentingnya peran kecerdasan buatan dalam sektor energi, akan semakin dibutuhkan investasi dan penelitian yang mendalam untuk memastikan bahwa dampaknya dapat diatur dengan baik. Keterlibatan para ahli dan pemangku kepentingan dalam merancang solusi yang tepat akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh AI. Dengan kerjasama yang kuat antara sektor energi, teknologi, dan pemerintah, kita dapat menciptakan sistem energi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh untuk masa depan yang lebih baik.