Yustitia Arief, Sosok Perjuangkan Hak Penyandang Disabilitas di Kalangan Deputi Inklusi TPN Ganjar Mahfud – Beranda
Menjelang hari pemungutan suara, tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden semakin dekat. Salah satunya TPN Ganjar-Mahfud yang membentuk kekuatan baru dengan membentuk Deputi Inklusi.
Yang unik dari wakil ini dibandingkan wakil lain di TPN Ganjar-Mahfud adalah mayoritas anggotanya adalah perempuan. Karakter yang ikut serta tentunya tidak asal-asalan saja, namun memiliki pengalaman dan keahlian di bidangnya masing-masing. Tercatat, sekitar enam anggotanya merupakan aktivis perempuan yang aktif di berbagai isu, mulai dari perempuan, kesetaraan, disabilitas, demokrasi, lingkungan hidup, dan lain-lain.
Dari daftar anggota Vice Inclusion yang diperkenalkan pada Rabu (15/11), ada sosok yang cukup vokal menyuarakan kesetaraan bagi penyandang disabilitas, yakni Yustitia Arief. Bagi mereka yang KHAWATIR Soal hak disabilitas, Yustitia bukanlah hal baru.
Alesan Yustitia tertarik bergabung sebagai Deputi Bidang Inklusi TPN Ganjar Mahfud
Yustitia dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam pemerataan dan pemajuan hak-hak penyandang disabilitas. Bahkan, bersama organisasi yang digagasnya bernama Advokasi Penyayang Disabilitas (AUDISI), ia berhasil mengawal keluarnya beberapa peraturan dan memberdayakan penyandang disabilitas menjadi masyarakat yang produktif dan mandiri.
Menariknya, tentu saja ia bergabung dengan TPN Ganjar-Mahfud melalui Deputi Bidang Inklusi. Ditanya mengenai hal itu, dalam acara peluncuran tersebut, Yustitia mengaku dirinyalah yang mewakili teman-temannya yang difabel, melihat Ganjar dan Mahfud merupakan sosok yang bersih dan konsisten dalam menjaga demokrasi, hukum, dan keadilan.
Yustitia juga menjelaskan, Ganjar Pranowo merupakan sosok yang terbuka menerima aspirasi teman-teman penyandang disabilitas. Saya berjejaring dengan banyak teman-teman di daerah, dan kami tahu sendiri Pak Ganjar sangat terbuka menerima aspirasi teman-teman disabilitas. Bahkan melibatkan teman-teman disabilitas dalam berbagai diskusi, musrenbang , dll, sehingga benar-benar memahami konteks penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” ujarnya. Sementara itu, Mahfud MD diyakini mampu mempercepat harmonisasi berbagai kebijakan dan regulasi terkait hak tersebut. penyandang disabilitas dari tingkat pusat hingga daerah.
Prestasi Yustitia selama ini
Sebagai penyandang disabilitas, Yustitia tak putus asa. Bahkan, ia semangat untuk mewujudkan keinginannya dan berusaha bermanfaat bagi banyak orang, terutama para sahabat difabel. Model berpikir tersebut tidak hanya ditempa oleh dirinya sendiri, namun juga dengan adanya support system baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar.
Kiprah nyata Mitembeyan Yustitia sebagai aktivis disabilitas dimulai setelah berhasil memperoleh gelar Sarjana Hukum Internasional dari Univ. Pancasila. Setelah itu ia mulai merambah berbagai karir, termasuk menjadi penyiar penyandang disabilitas pertama di sebuah stasiun TV swasta.
Pada tahun 2011 ia terlibat aktif dalam advokasi disabilitas, dimana dalam sebuah wawancara ia mengakui bahwa hal tersebut mengalir begitu saja. Selain itu, ia mencermati masih banyaknya permasalahan penyandang disabilitas dalam memperoleh berbagai akses, mulai dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik hingga pola pengasuhan keluarga yang kurang optimal bagi anak penyandang disabilitas.
Hingga tahun 2017 ia mendirikan Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI). Sebuah yayasan disabilitas yang bergerak di bidang pemberdayaan dan advokasi kebijakan. AUDISI sendiri dikelola oleh para ahli yang juga merupakan penyandang berbagai jenis disabilitas dan non-disabilitas. Untuk lebih memperkuat advokasi, Yustitia pun menjadi advokat. Kiprahnya di dunia gerakan disabilitas membawanya ke kancah nasional dan internasional. Hingga saat ini, ia masih menjadi anggota Global Disability Watch dan pada tahun 2021 mendapat pengakuan sebagai salah satu Wanita Hebat menurut karet6.com.
BACA JUGA: 6 Wanita Pengusaha Sukses Paling Berpengaruh
Beberapa prestasi sukses AUDISI antara lain merespons lahirnya Peraturan (Peraturan) tentang Disabilitas Nomor 14 Tahun 2019 bagi Penyandang Disabilitas di Provinsi Banten dan Peraturan Disabilitas di Tangsel. AUDISI juga menginisiasi integrasi berbagai organisasi disabilitas di wilayah Banten serta berbagai kegiatan lainnya untuk meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas, khususnya perempuan penyandang disabilitas. Berbagai pengalaman lebih dari satu dekade juga telah membawa Yustitia menjadi salah satu tim presiden di bidang disabilitas.