Artificial intelligence (AI) terus mengubah berbagai sektor masyarakat, mulai dari kesehatan dan pendidikan hingga bisnis dan kehidupan sehari-hari. Seiring dengan evolusi teknologi ini, pemahaman tentang kondisi saat ini dan tren masa depan menjadi semakin penting. Institut Stanford untuk AI Berbasis Manusia (HAI) telah melacak pertumbuhan dan tantangan AI melalui laporan tahunan AI Index Report, yang menawarkan gambaran komprehensif dan berbasis data. Dalam edisi kedelapan untuk tahun 2025, laporan ini memberikan wawasan kritis tentang kemajuan cepat dalam AI, termasuk terobosan dalam penelitian, aplikasi dunia nyata yang berkembang, dan persaingan global yang semakin meningkat dalam pengembangan AI. Laporan ini juga menyoroti tantangan yang terus berlanjut terkait dengan tata kelola, etika, dan keberlanjutan yang perlu ditangani saat AI menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Artikel ini akan menjelajahi inti dari laporan AI Index 2025, mencerahkan dampak AI, keterbatasan saat ini, dan langkah ke depan.
Kemajuan Penelitian dan Teknis AI
Laporan ini menyoroti bahwa AI telah membuat kemajuan teknis yang luar biasa dalam kinerja dan kemampuan selama setahun terakhir. Misalnya, model-model telah mencapai peningkatan kinerja hingga 67% dalam benchmark baru seperti MMLU, GPQA, dan SWE-bench. Tidak hanya model generatif menghasilkan konten video berkualitas tinggi, tetapi asisten pemrograman AI juga mulai mengungguli programer manusia dalam beberapa tugas tertentu.
Trend lain yang disorot dalam laporan adalah persaingan antara model AI open-source dan tertutup. Pada tahun 2024, model open-source mengalami peningkatan pesat, menyempitkan kesenjangan kinerja dengan model tertutup. Perkembangan ini telah membuat AI canggih lebih mudah diakses, dengan model open sekarang hampir sebanding dengan kinerja model tertutup. Sebagian besar model AI baru sekarang dikembangkan di laboratorium industri, mencerminkan pengaruh yang semakin besar dari perusahaan dalam membentuk bidang AI. Namun, lembaga akademis masih memainkan peran penting dalam penelitian fundamental.
Persaingan global dalam penelitian AI juga semakin intensif. Sementara AS terus memimpin dalam mengembangkan model kelas atas dengan 40 model pada tahun 2024, China telah membuat langkah signifikan dalam menutup kesenjangan, menghasilkan 15 model frontier. Hal ini telah memperketat perlombaan inovasi AI, karena kedua negara, bersama dengan negara lain, kini bersaing untuk menawarkan kemampuan AI yang lebih baik.
Meskipun mengalami kemajuan, AI masih menghadapi tantangan dalam penalaran kompleks. Meskipun AI dapat unggul dalam pengenalan pola, ia kesulitan dalam tugas-tugas yang memerlukan penalaran logis yang dalam dan proses multi-langkah. Keterbatasan ini menjadi perhatian khusus dalam aplikasi yang membutuhkan ketepatan yang terjamin.
AI dalam Penemuan Ilmiah
Laporan ini juga menyoroti bahwa AI semakin memainkan peran penting dalam penelitian ilmiah. Misalnya, laporan mencatat bagaimana sistem seperti AlphaFold 3 dan ESM-3 telah membuat kemajuan terobosan dalam prediksi struktur protein dan model seperti GNoME menemukan kristal stabil untuk robotika dan pembuatan semikonduktor. Laporan juga menyebutkan kontribusi vital AI dalam bidang prediksi kebakaran hutan dan eksplorasi luar angkasa, menunjukkan potensinya untuk menyelesaikan tantangan global yang kompleks. Kemajuan ini telah diakui pada tingkat tertinggi, dengan Penghargaan Nobel diberikan untuk karya terkait AI dalam lipatan protein dan jaringan saraf dalam.
Adopsi dan Aplikasi Luas AI
Laporan mengakui bahwa AI tidak lagi terbatas pada laboratorium penelitian dan telah secara luas terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan aplikasi yang meluas ke berbagai industri. Misalnya, laporan menyoroti penggunaan perangkat medis berbasis AI yang luas, mencatat bahwa FDA AS menyetujui 223 perangkat medis berbasis AI pada tahun 2023 saja. Selain itu, laporan menekankan adopsi yang semakin meningkat dari kendaraan otonom, dengan Waymo mencatat lebih dari 150.000 perjalanan tanpa pengemudi setiap minggu di AS, sementara armada Apollo Go milik Baidu menawarkan layanan yang terjangkau di berbagai kota di China.
Laporan menyoroti dampak AI yang semakin besar terhadap ekonomi. Laporan mencatat bahwa perusahaan melakukan investasi signifikan dalam AI, dengan pendanaan swasta mencapai tingkat rekor. Pada tahun 2024, perusahaan AS menginvestasikan $109,1 miliar dalam AI, jauh melampaui negara lain, seperti China, yang menginvestasikan $9,3 miliar, dan Inggris, dengan $4,5 miliar. Investasi ini telah mempercepat adopsi AI di berbagai industri, termasuk optimisasi rantai pasokan dan otomatisasi layanan pelanggan. Pihak yang mengadopsi teknologi ini lebih awal sudah mengalami peningkatan produktivitas, menyoroti potensi AI untuk merevolusi operasi bisnis.
Efisiensi, Energi, dan Dampak Lingkungan
Laporan mencatat bahwa kemajuan dalam algoritma dan perangkat keras telah secara signifikan mengurangi biaya pengoperasian model AI. Misalnya, menjalankan model seperti GPT-3.5 sekarang 280 kali lebih murah daripada pada tahun 2022. Penurunan biaya ini telah membuat AI lebih mudah diakses bagi startup dan organisasi yang lebih kecil. Selain itu, laporan menyoroti kekhawatiran lingkungan yang berkelanjutan. Namun, laporan menyoroti bahwa melatih model AI yang besar masih memerlukan daya komputasi yang substansial, yang meningkatkan jejak karbon. Sebagai contoh, laporan menyebutkan bahwa pelatihan GPT-4 menghasilkan lebih dari 5.000 ton CO₂. Meskipun telah dilakukan kemajuan dalam efisiensi energi, skala yang berkembang dari model AI terus menimbulkan kekhawatiran lingkungan. Hal ini menunjukkan perlunya perusahaan teknologi untuk menjelajahi dan mengadopsi sumber energi yang lebih bersih untuk mengurangi dampak lingkungan dari pengembangan AI.
Tata Kelola, Kebijakan, dan AI yang Bertanggung Jawab
Laporan menunjukkan bahwa seiring dengan pengaruh AI yang semakin meluas, pemerintah sedang meningkatkan upaya mereka untuk mengatur perkembangannya. Misalnya, AS memperkenalkan 59 regulasi terkait AI pada tahun 2024, menandakan pergeseran signifikan menuju pengawasan yang lebih besar terhadap teknologi tersebut. Sementara itu, negara seperti Kanada, China, dan Arab Saudi telah mengumumkan investasi besar dalam AI, mengakui pentingnya strategisnya untuk daya saing masa depan.
Laporan juga menyoroti bahwa organisasi internasional seperti OECD, UE, dan PBB sedang bekerja pada kerangka kerja untuk tata kelola AI. Upaya ini bertujuan untuk memastikan transparansi, keadilan, dan akuntabilitas dalam sistem AI. Namun, laporan menyoroti bahwa ekosistem AI yang Bertanggung Jawab (RAI) masih dalam tahap pengembangan, dengan peningkatan insiden terkait AI menekankan perlunya peningkatan langkah-langkah keamanan.
Pendidikan AI dan Pengembangan Tenaga Kerja
Laporan menyoroti ekspansi global dalam pendidikan AI, dengan lebih banyak negara mengintegrasikan AI dan ilmu komputer ke dalam kurikulum mereka. Namun, laporan juga menunjukkan disparitas yang berkelanjutan dalam pendidikan AI, terutama di wilayah yang kurang berkembang. Di AS, sementara minat dalam pendidikan AI meningkat, tantangan masih ada dalam pelatihan guru dan sumber daya. Memastikan akses pendidikan AI yang inklusif dan adil penting untuk membangun pipa bakat yang beragam.
Laporan juga mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah mahasiswa yang mendapatkan gelar terkait AI, terutama pada tingkat magister. Lonjakan ini mencerminkan minat yang berkembang dalam bidang ini, didorong oleh terobosan dalam teknologi AI dan adopsi yang luas di berbagai industri.
Sentimen Publik: Optimisme dan Kekhawatiran
Laporan menunjukkan bahwa pendapat publik tentang AI cenderung optimis dengan hati-hati. Meskipun sebagian besar orang di seluruh dunia melihat AI secara positif, kekhawatiran tentang etika, keamanan, dan penggusuran pekerjaan tetap ada. Kepercayaan pada perusahaan AI untuk menangani data pribadi dengan tanggung jawab telah menurun, dan keraguan tentang keadilan dan bias AI terus berlanjut. Namun, ada dukungan kuat dari publik untuk mengatur AI, dengan banyak yang menganjurkan perlindungan privasi data dan transparansi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan AI.
Dalam hal dampak pekerjaan, sementara banyak pekerja menyadari bahwa AI akan mengubah peran mereka, sebagian besar tidak mengharapkan digantikan oleh AI. Sebaliknya, mereka mengantisipasi bahwa AI akan mengubah cara mereka bekerja, mengotomatisasi tugas-tugas tertentu dan memerlukan keterampilan baru.
Kesimpulan
Laporan AI Index 2025 memberikan gambaran komprehensif tentang kemajuan cepat dan tantangan dalam bidang AI. AI berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan penelitian terobosan, adopsi yang luas, dan integrasi yang semakin meningkat ke dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bidang ini harus mengatasi isu-isu kritis seputar tata kelola, etika, dan keberlanjutan untuk memastikan bahwa AI memberikan manfaat bagi masyarakat.
Saat kita melangkah lebih jauh ke dalam tahun 2025, masa depan AI akan bergantung pada seberapa efektif kita menangani tantangan-tantangan ini. Kolaborasi antara teknolog, pembuat kebijakan, dan pendidik akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa potensi AI dimanfaatkan dengan bertanggung jawab dan adil. Meskipun masa depan AI menjanjikan banyak hal, hal ini akan memerlukan manajemen yang hati-hati untuk memastikan bahwa hal itu memberikan manfaat bagi kebaikan yang lebih besar.
Referensi
- AI Index Report 2025
- Stanford AI Index
- Artikel terkait AI
Dengan demikian, dari laporan AI Index 2025, kita dapat melihat betapa pentingnya pengembangan AI yang bertanggung jawab, transparan, dan berkelanjutan untuk memastikan manfaatnya bagi masyarakat secara luas. Semua pihak, baik itu pemerintah, perusahaan, maupun individu, perlu bekerja sama untuk mengarahkan perkembangan AI menuju arah yang positif dan berdampak baik bagi semua.