Seorang pesepakbola asal Subang tewas tersambar petir saat bermain di Stadion Siliwangi, Bandung. Kejadian ini telah terjadi beberapa kali dalam 12 bulan terakhir.
Saat kejadian sebenarnya cuaca sedang tidak hujan. Namun perubahan langit yang begitu cepat dari cerah menjadi mendung menyebabkan beberapa kali kilatan petir yang salah satunya rupanya menyebabkan kematian pemain malang tersebut. Demikian gambaran fenomena alam yang terancam di lapangan terbuka.
Apakah Anda tersambar petir?
Meski bukan kali pertama, banyak orang yang belum menyadari risiko sambaran petir di tempat terbuka, bahkan di dalam ruangan. Namun, risiko sambaran petir di rumah lebih rendah.
Tubuh manusia tergolong sebagai penghantar atau penyalur listrik. Jika kita berada di suatu tempat yang luas tanpa adanya benda-benda tinggi lainnya di sekitar kita, maka kita bisa dikatakan menonjol seperti halnya menara atau pohon yang tinggi.
Petir di langit berasal dari awan yang bermuatan negatif, dimana ia akan bereaksi dengan muatan positif yang ada di bumi. Dalam kasus pemain sepak bola asal Subang di atas, ia juga memakai sepatu besi sehingga meningkatkan risiko penyerangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sambaran petir
Untuk menghindari hal ini, kita perlu memahami faktor risikonya. Hanya saja, tidak semua orang menyadari potensi bahaya tersebut, atau berada dalam situasi di mana mereka tidak punya waktu untuk menghindarinya. Misalnya cuaca berubah dengan cepat sehingga Anda tidak sempat beraktivitas dari tempat terbuka seperti lapangan, atau Anda salah posisi saat hujan (misalnya di bawah pohon atau tiang listrik).
Berikut ini adalah faktor risiko kita ketika petir menyambar suatu benda:
1. Memiliki sifat konduksi
Misalnya, jangan memakai alas kaki saat petir menyambar tanah, atau berada di dekat benda yang mudah menjadi mediumnya. Misalnya berteduh di bawah tiang listrik atau bahan logam lainnya, langsung menggunakan ponsel saat cuaca hujan.
Namun ada juga yang menyebut gadget ini hanya mitos karena muatan listriknya sangat kecil. Namun tak ada salahnya menghindarinya karena tercatat sudah banyak korban yang mengalaminya.
2. Harus berada di lapangan yang luas
Lapangan, stadion, lapangan, bahkan di kapal terbuka saat cuaca mendung dan petir, dapat menimbulkan risiko tinggi. Namun dengan kemajuan saat ini, kini telah tersedia teknologi yang mampu melawannya di beberapa lokasi seperti stadion.
Namun fasilitas tersebut tidak dapat diandalkan 100% karena berfungsi untuk meminimalkan risiko yang timbul dari alam. Oleh karena itu, ketika cuaca sedang hujan, sebaiknya hentikan aktivitas di area luas seperti ini dan carilah tempat berteduh yang aman.
3. Tersambar petir di tempat yang tinggi
Petir lebih menyukai lokasi tinggi dan meruncing ke atas. Hindari membangun di atas atap, di atas pohon, atau di atas atap rumah jika terjadi badai petir.
Bagaimana agar tidak tersambar petir
Ketahui cara mencegah sambaran petir agar tetap aman dan terlindungi. Ini juga merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh semua umur, agar dapat terhindar dari bahaya kondisi alam yang tidak terduga.
Jika Anda berada di luar saat terjadi badai petir, hindari area terbuka seperti stadion, lapangan, atau di perahu terbuka di tengah laut. Jangan masuk ke tiang listrik, tiang besi dan media logam lainnya karena bersifat konduktor. Jauhi juga pepohonan, papan reklame, dan benda-benda tinggi ramping karena dapat terguling dan terbentur dari samping.
Di luar ruangan atau di dalam ruangan, kenakan sepatu yang bersifat isolator atau menghalangi arus listrik. Karena listrik juga bisa sampai ke tanah. Sedangkan di dalam rumah, jangan menggunakan material logam seperti gagang pintu, dan jangan terlalu dekat dengan jendela. Cabut semua peralatan listrik.
BACA JUGA: Senang Selfie, Orang-orang Ini Tak Tahu Bencana di Baliknya
Itulah risiko sambaran petir yang bisa terjadi di stadion dan tempat lain, serta cara menghindarinya. Pahami hal ini untuk menghindari potensi bahaya.