NTT Research Meluncurkan Kelompok Fisika Kecerdasan Buatan Baru di Harvard
Fenomena kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik yang semakin menarik minat banyak pihak dalam beberapa tahun terakhir. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam mengembangkan teknologi AI adalah masalah "kotak hitam" yang menyelimuti proses pengambilan keputusan AI. Hal ini menimbulkan ketidakjelasan tentang bagaimana dan mengapa sistem AI membuat koneksi-koneksi tertentu, serta variabel-variabel apa saja yang memengaruhi keputusan-keputusan yang dihasilkan.
Masalah ini menjadi semakin relevan ketika kita berbicara mengenai peningkatan keamanan dan keandalan sistem AI, serta dalam membangun tata kelola yang tepat dalam adopsi teknologi AI. Dari kendaraan otonom yang gagal dalam mengerem tepat waktu dan melukai pejalan kaki, hingga alat kesehatan yang menggunakan AI untuk mendiagnosis pasien, serta bias-bias yang muncul dalam proses perekrutan berbasis AI, kompleksitas di balik sistem-sistem ini telah mendorong lahirnya sebuah bidang studi baru: fisika kecerdasan buatan.
Dalam upaya untuk lebih memahami kecerdasan buatan dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada, NTT Research baru-baru ini meluncurkan Kelompok Fisika Kecerdasan Buatan di Harvard. Kelompok riset ini merupakan bagian dari Laboratorium Fisika & Informatika (PHI) NTT Research, dan bertujuan untuk terus mengembangkan pendekatan fisika kecerdasan buatan dalam pemahaman AI.
Dr. Hidenori Tanaka, yang memiliki gelar PhD dalam Fisika Terapan & Ilmu Komputer dari Universitas Harvard, akan memimpin kelompok riset ini. Beliau telah memiliki pengalaman sebelumnya di Kelompok Sistem Cerdas NTT dan program riset AI CBS-NTT di Harvard dalam fisika kecerdasan.
Dalam sebuah wawancara, Dr. Tanaka menyatakan, "Sebagai seorang fisikawan, saya sangat tertarik dengan konsep kecerdasan karena, secara matematis, bagaimana Anda dapat memikirkan konsep kreativitas? Bagaimana Anda bahkan bisa memikirkan tentang kebaikan? Konsep-konsep ini akan tetap abstrak jika bukan karena AI. Mudah untuk berspekulasi, mengatakan ‘ini adalah definisi kebaikan saya,’ yang tidak memiliki makna matematis, tetapi sekarang dengan AI, hal ini penting secara praktis karena jika kita ingin membuat AI menjadi baik, kita harus memberitahunya dalam bahasa matematika apa itu kebaikan, misalnya."
PHI Lab menyadari pentingnya memahami sifat "kotak hitam" AI dan pembelajaran mesin untuk mengembangkan sistem baru dengan efisiensi energi yang lebih baik untuk komputasi. Namun, dengan kemajuan AI dalam lima tahun terakhir, pertimbangan-pertimbangan keamanan dan keandalan yang semakin penting telah menjadi krusial dalam aplikasi industri dan keputusan tata kelola terkait adopsi AI.
Melalui kelompok riset baru ini, NTT Research akan mencoba memahami kesamaan antara kecerdasan biologis dan buatan, dengan harapan dapat mengurai kompleksitas mekanisme AI dan membangun kolaborasi yang lebih harmonis antara manusia dan AI. Pendekatan ini, meskipun baru dalam integrasinya terhadap AI, sebenarnya bukan hal yang baru. Para fisikawan telah lama berusaha untuk mengungkap rincian-rincian persis tentang hubungan teknologi dan manusia selama berabad-abad, mulai dari studi-studi Galileo Galilei tentang bagaimana objek bergerak hingga kontribusinya terhadap mekanika, hingga bagaimana mesin uap memberikan pemahaman tentang termodinamika selama Revolusi Industri.
Dalam abad ke-21 ini, para ilmuwan berupaya untuk memahami bagaimana AI bekerja dalam hal pelatihan, akumulasi pengetahuan, dan pengambilan keputusan, sehingga di masa depan, teknologi AI yang lebih kokoh, aman, dan tepercaya dapat dirancang. Dr. Tanaka menggarisbawahi bahwa pendekatan ilmu alam dan lintas industri akan menjadi hal yang mendasar dalam riset ini.
Kelompok riset ini akan terus bekerja sama dengan Pusat Ilmu Otak Universitas Harvard (CBS), dan berencana untuk berkolaborasi dengan Profesor Asosiasi Universitas Stanford, Suya Ganguli, dengan siapa Dr. Tanaka telah bersama-sama menulis beberapa makalah. Dengan fokus pada fisika kecerdasan buatan, kelompok riset ini berharap dapat membantu mengungkap misteri AI dan mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih dan dapat dipercaya.
Dengan semangat yang tinggi dan keyakinan akan peran AI di masa depan, NTT Research dan Kelompok Fisika Kecerdasan Buatan di Harvard akan terus berusaha untuk menghadirkan teknologi AI yang lebih baik dan bermanfaat bagi manusia. Dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu, kita dapat memastikan bahwa AI tidak hanya menjadi alat yang kuat, tetapi juga aman, andal, dan dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi di masa depan.
Dengan demikian, melalui inisiatif seperti Kelompok Fisika Kecerdasan Buatan, kita dapat terus memperluas batas-batas pengetahuan manusia dan membuka pintu-pintu baru dalam pengembangan teknologi AI. Semoga kolaborasi antara fisikawan, psikolog, filsuf, dan ahli neuroscience dalam kelompok riset ini dapat menghasilkan terobosan-terobosan baru yang membawa manfaat besar bagi perkembangan teknologi AI di masa mendatang.