Sosok Sheila Saukia, pengusaha produk fesyen dan kecantikan muslim, mendapat kecaman dari warganet setelah videonya viral. Dalam unggahan tersebut, seorang crazy rich asal Aceh terlihat berjalan-jalan keliling Mekkah menggunakan koper skuter.
Pasalnya dengan caption yang hanya bertuliskan, “Sayang sekali saya hanya memanfaatkan ini dan membebankan biaya kepada orang lain,” warganet pun berbondong-bondong mengkritik pengusaha yang meski sukses menggalang dana untuk Palestina ini. Mereka menilai apa yang dilakukan Sheila Saukia belum cukup dilakukan di Tanah Suci.
Netizen pun membandingkan orang lanjut usia yang menggunakan tongkat atau orang lain di sekitarnya yang terus berjalan. Saat berada di Tanah Suci, berjalan kaki juga memiliki pahala tersendiri. Sementara itu, menurut publik, Sheila bahkan memperlihatkan bagaimana dirinya menggunakan skuter bagasi untuk kenyamanan, merekam dan mengunggahnya ke media sosial.
Beberapa netizen pun membahas bagaimana para ulama di Tanah Suci mengungkapkan keterkejutannya kepada para jamaah haji asal Indonesia yang kerap terlihat beribadah sambil membuat konten. Parahnya lagi, ada netizen yang mengolok-olok dirinya yang lumpuh. Menanggapi kabar suram tentang dirinya, Sheila Saukia akhirnya memberikan klarifikasi.
Katanya, saat itu perutnya sakit, sementara harus membeli oleh-oleh di menara Zam-Zam. Akibatnya, ia harus menggunakan alat untuk mencapai tempat tersebut. Ia pun mengklarifikasi bahwa video tersebut tidak mewakili rangkaian salat yang dilakukannya.
Selama beraktivitas di Tanah Suci, ia tetap berjalan seperti orang lainnya. Namun ia sendiri menyayangkan video ini cepat tersebar dan terjadi kesalahpahaman hingga membuat heboh. Apalagi, ketika ada yang mengumpat dirinya lumpuh, Shella hanya mengatakan dirinya semakin ketakutan dengan fitnah dunia.
BACA JUGA: Penari Wanita Tiktoker di Mekkah Bikin Netizen Bingung dan Bingung
Salah satu boomerang dalam membuat konten saat ini adalah potensi mispersepsi seperti ini. Apalagi, ketika sosok ini semakin dikenal masyarakat, selalu saja ada hal-hal yang bisa menjadi bahan kritik atau kritik. Di sisi lain, orang tidak mengetahui konteks kita memposting video atau konten.