Sikap Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina masih teguh hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan absennya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dari 3 kali pertemuan dengan DK PBB dalam 3 bulan terakhir.
“Pada 18 Januari, Perdana Menteri Netanyahu menyatakan secara terbuka bahwa Israel tidak akan mengizinkan negara Palestina,” kata Retno dalam video yang ditayangkan kepada publik. Pernyataan ini sangat berbahaya dan tidak dapat diterima karena menegaskan tujuan sebenarnya Israel, yaitu menghapus Palestina dari peta dunia, tambahnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengingatkan peran Dewan Keamanan PBB
Menlu RI mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa mereka mempunyai mandat untuk menjaga keamanan dan perdamaian internasional. Negara ini tidak menoleransi perang atau genosida. Ia menanyakan berapa banyak resolusi mengenai Palestina yang berhasil diadopsi dan dilaksanakan.
“Di manakah masyarakat Palestina harus mengeluh jika Dewan Keamanan PBB selama beberapa dekade gagal menerapkan resolusinya sendiri, sementara Israel membunuh rakyat Palestina tanpa mendapat hukuman?” dia berkata.
Senada dengan Retno Marsudi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan penolakan Israel terhadap pembentukan Palestina sebagai negara pasca perang tidak dapat diterima. Ia juga mengatakan bahwa pendudukan Israel di sana harus diakhiri
Sebuah pernyataan yang ironis dari perwakilan Palestina dan Duta Besar Israel
Sementara itu, perwakilan Palestina juga mengatakan, “Israel tidak melihat warga negara kami sebagai realitas empiris dan politik yang dapat hidup berdampingan. Sebaliknya, sebagai ancaman demografis yang harus dihilangkan dengan kematian, pengungsian atau penaklukan. Ini adalah pilihan yang mereka tawarkan. : genosida, pembersihan etnis atau apartheid.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Israel menyatakan bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina adalah teroris yang kejam. Namun yang dilakukan hanyalah tanda atau gejala kecil yang akan menjadi ancaman keamanan serius di kawasan tersebut.
Menurutnya, ada cara untuk mengakhiri perang ini selama Dewan Keamanan PBB menyetujuinya. Artinya, jika Hamas menyerahkan pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober, dan membebaskan seluruh sandera.
Dalam pemaparannya tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memutuskan hengkang. Ini merupakan sikap tegas atas nama Indonesia yang selalu mendukung Palestina.
BACA JUGA: Dampak Serangan Israel ke Palestina, Gerakan Netizen Boikot Beberapa Merek Besar
Memang banyak disparitas dalam konflik Gaza. Dimana lebih banyak lagi warga sipil dari pihak Palestina yang terbunuh, tak tanggung-tanggung sudah mencapai 22 ribu orang. Sementara itu, Israel terus membombardir kawasan pemukiman, kamp pengungsi dan rumah sakit, sehingga membatasi akses bantuan internasional untuk masuk ke Gaza.