AS sedang menyelidiki risiko keamanan yang ditimbulkan oleh operasi China Telecom dan China Mobile

2 min read

Pemerintahan Biden sedang melakukan peninjauan terhadap China Mobile, China Telecom, dan China Unicom karena kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan ini mungkin mengambil data Amerika yang mereka akses melalui penyedia cloud dan internet AS dan memberikannya ke Beijing.

Menurut tiga sumber yang mengetahui masalah ini, Departemen Perdagangan sedang melakukan penyelidikan yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Perusahaan-perusahaan yang didukung negara telah menerima panggilan pengadilan, dan ‘analisis berbasis risiko’ untuk China Mobile dan China Telecom telah selesai, sementara penyelidikan terhadap China Unicom masih dalam tahap awal. Meskipun perusahaan-perusahaan ini pernah menghadapi pembatasan di masa lalu, beberapa perusahaan masih mengoperasikan layanan cloud dan menangani lalu lintas internet grosir di AS, dan hanya melayani sedikit di dalam wilayah AS. Kehadiran yang berkelanjutan ini memungkinkan mereka mengakses data Amerika, bahkan setelah regulator telekomunikasi melarang mereka menyediakan layanan telepon dan internet ritel di negara tersebut.

Perusahaan Tiongkok dan pengacaranya yang berbasis di AS tidak menanggapi permintaan komentar. Reuters melaporkan bahwa tidak ada komentar yang diberikan oleh Departemen Kehakiman, dan pertanyaan tersebut dialihkan oleh Gedung Putih ke Departemen Perdagangan, yang juga menahan diri untuk memberikan komentar. Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mendesak AS untuk ‘berhenti menindas perusahaan Tiongkok dengan alasan palsu’ dan menyatakan bahwa Tiongkok akan terus membela hak dan kepentingan perusahaannya.

Yang penting, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini telah memberikan sejumlah data sensitif AS kepada pemerintah Tiongkok atau terlibat dalam tindakan lain yang dapat membenarkan penyertaan mereka.

Investigasi ini merupakan bagian dari dorongan Washington yang lebih luas untuk mencegah Beijing menggunakan akses perusahaan Tiongkok terhadap data AS dengan cara yang dapat merugikan perusahaan, individu, atau keamanan nasional AS. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memblokir setiap jalan yang tersisa di mana perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjadi sasaran di Washington dapat mengakses data AS.

Tindakan regulasi yang mungkin dilakukan

Regulator belum menentukan tindakan apa pun yang mungkin dilakukan. Namun, mereka mungkin juga dapat mencegah transaksi yang memberikan ruang bagi perusahaan-perusahaan tersebut di pusat data dan memungkinkan mereka melakukan transfer ke penyedia internet yang membutuhkan spektrum dengan harga tinggi. Dampak dari langkah tersebut terhadap kemampuan perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk menawarkan layanan cloud dan internet yang kompetitif di Amerika akan sangat besar, dan berpotensi menghapus sisa operasi Amerika bagi pelanggan global.

Doug Madory, pakar perutean Internet di Kentik, berkomentar: “Mereka adalah musuh global utama kita dan mereka sangat canggih. Saya pikir (regulator AS) tidak akan merasa melakukan tugasnya jika mereka tidak berusaha menopang setiap risiko.

Perusahaan telekomunikasi Tiongkok memiliki pengaruh besar dalam sistem infrastruktur internet AS. Misalnya, China Telecom mengoperasikan delapan Points of Presence (PoP) di Amerika Serikat pada titik pertukaran internet publik utama, sehingga memungkinkan jaringan berskala besar memanfaatkan konektivitas dan membagikan rincian peruteannya. Menurut FCC, PoP menghadirkan “risiko keamanan nasional dan penegakan hukum yang serius” ketika dioperasikan oleh perusahaan yang dianggap sebagai risiko keamanan nasional.

Penyelidik perdagangan juga mencari penawaran cloud oleh perusahaan AS, takut mereka dapat mengakses informasi pribadi dan kekayaan intelektual yang disimpan di cloud, menyediakannya kepada pemerintah Tiongkok, atau mengganggu akses Amerika terhadap pemerintah Tiongkok.

Regulator sangat prihatin terhadap pusat data yang sebagian dimiliki oleh China Mobile di Silicon Valley, Kalifornia. Menurut Bert Hubert, pakar komputasi awan asal Belanda, memiliki pusat data dapat memberikan peluang lebih besar untuk salah mengelola data klien.

Dukungan politik dan prospek masa depan

Anggota parlemen dari Partai Republik telah menyatakan dukungan kuat terhadap penyelidikan ini dan mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas guna melindungi data AS dari potensi eksploitasi oleh perusahaan Tiongkok.

Studi ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok di sektor teknologi, khususnya terkait keamanan data dan kepentingan nasional. Hal ini mewakili babak baru dalam perang teknologi yang semakin mendalam antara kedua negara yang bersaing secara geopolitik.

Tag: Cina, cloud, keamanan siber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *