Seruan Kemerdekaan Palestina terus digaungkan di berbagai belahan dunia, sebagai bentuk protes karena hukum internasional terkesan bungkam terhadap genosida di Gaza. Salah satu kejadian menghebohkan baru-baru ini di Washington DC.
Seorang pria yang membakar diri usai meneriakkan Pembebasan Palestina di depan Kedutaan Besar Israel di kawasan itu, Minggu (25/2) sekitar pukul 13.00, membuat heboh akibat tindakan ekstremnya. Namun aparat langsung mengamankan lokasi kejadian, termasuk memadamkan api di sekujur tubuh.
Angkatan Udara Amerika Serikat belum mengomentari identitas pria tersebut, karena mereka belum secara pasti mengidentifikasinya. Akibat kejadian ini sendiri, pria yang tidak jelas identitasnya tersebut mengalami luka bakar serius sehingga dilarikan ke rumah sakit setempat oleh DC Fire and Emergency Medical Services (EMS), dimana kondisinya juga disebut cukup kritis.
Amerika Serikat memveto seruan gencatan senjata dan Pembebasan Palestina untuk ketiga kalinya
Pria ini diduga merupakan anggota aktif Angkatan Udara AS atau Angkatan Udara Amerika Serikat sendiri. Sebagaimana kita ketahui, baru-baru ini Amerika Serikat melalui perwakilannya memveto seruan gencatan senjata di Gaza untuk ketiga kalinya. Sementara itu, banyak orang Amerika juga menyuarakan dukungan bagi Palestina dan gencatan senjata.
Tidak ada korban jiwa dari Kedutaan Besar Israel di Washington menyusul kejadian ini. Selain Amerika Serikat, beberapa kedutaan besar di wilayah lain juga mengalami serangan teror. Salah satunya di Swedia yang ditemukan benda aneh dan mencurigakan pada awal Februari lalu. Diduga granat tersebut kemudian diledakkan.
Selain itu, di Argentina, kedutaan besar AS dan Israel juga mengalami ancaman bom pada 18 Oktober 2023. Oleh karena itu, jalan menuju kedua kantor kedutaan tersebut harus ditutup agar bahan peledak dapat disisir dan dijinakkan.
Retno Marsudi meminta teguran keras
Hingga saat ini masih banyak pihak yang mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, termasuk Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Bahkan, baru-baru ini sang menteri tak henti-hentinya melontarkan pernyataan yang menyadarkan Mahkamah Internasional. Pernyataan tersebut bahkan ia sampaikan sambil mengenakan keffiyeh atau kain tradisional Palestina.
Kami mendirikan sistem internasional kami saat ini dengan keyakinan bahwa setiap umat manusia, saya ulangi, setiap umat manusia, tanpa kecuali, dilindungi oleh hukum.
Oleh karena itu, mari kita pikirkan pertanyaan ini: haruskah masyarakat internasional terus membiarkan Israel memanipulasi penggunaan hukum internasional untuk membenarkan tindakan ilegalnya terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina? Untuk Indonesia, tidak!
BACA JUGA: Momen Menlu RI walk out saat Duta Besar Israel angkat bicara
Meski sangat sulit untuk mencapai Palestina Merdeka atau setidaknya menghentikan perang di sana, Retno Marsudi telah membuktikan komitmen dan komitmen Indonesia untuk selalu berpihak pada Palestina.